Sinangis lauk ‘rang tiku
Diatur dengan duri pandan
Menangis duduk di pintu
Melihat ayah pergi berjalan
Diatur dengan duri pandan
Gelombang besar membawanya
Melihat ayah pergi berjalan
Entah ‘pabila kembalinya
Lurus jalan ke Payakumbuh
Kayu jati bertimbal jalan
Dimana hati tidakkan rusuh
Ibu mati bapak berjalan
Kayu jati bertimbal jalan
Turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan
Kemana untung diserahkan
Besar buahnya pisang batu
Jatuh melayang selaranya
Saya ini anak piatu
Sanak saudara tidak punya
Hiu beli belanak beli
Udang di Manggung beli pula
Adik benci kakak pun benci
Orang di kampung benci pula
Rakit ditetas dengan kapak
Hanyutkan dari pulau kukus
Sakitnya saya tidak berbapak
Apa kehendak tidaklah lulus
Lurus jalannya ke Tanjung Sani
Berkelok tentang ladang lada
Jauh bedanya nasibku ini
Dengan anak orang berada
Ke balai membawa labu
Labu amanat dari si tunggal
Orang memakai baju baru
Hamba menjerumat baju bertambal
Merpati terbang ke jalan
Ikan belanak makan karang
Bunda mati bapak berjalan
Melarat anak tinggal seorang
Orang Padang pergi ke Pauh
Sampai di Pauh membeli lokan
Bunda kandung berjalan jauh
Tergemang anak ditinggalkan
Tukang batu mengasah pahat
Mengambil air dari tepian
Ayah bunda cobalah lihat
Anak menanggung perasaan
Mengambil air dari tepian
Pembasuh cangkir cawan pinggan
Anak menanggung perasaian
Sejak anak bunda tinggalkan
Di mana padi takkan luluh
Padi basah tidak di tampi
Di mana hati takkan rusuh
Bunda hilang bapak berbini
Elang berculit tengah hari
Cenderawasih mengirai kepak
Alangkah sakitnya berbapa tiri
Awak menangis disangka gelak
Anak orang di Tanjung Sani
Duduk bersandar di pedati
Tidak disangka akan begini
Pisau dikandung makan hati
Panjanglah rumput di pematang
Disabit orang Inderagiri
Disangka panas sampai petang
Kiranya hujan tengah hari
Rumah beranjung di ulakan
Rumah baginda Merahganti
Kami dimulia, dihinakan
Alangkah iba rasa hati
Anak orang di Padang Tarap
Peram pisang dalam jerami
Kami diberi harap-harap
Itu mengiba hati kami
Orang Padang ke Sukabumi
Berangkat dari Pulau Karam
Jangan ditumpang biduk kami
Biduk tiris menanti karam
0 komentar:
Posting Komentar