Sifat Jenuh adalah Sifat Manusia ?

Manusia selalu akan menghadapi kejenuhan dalam hidupnya. Akan mengalami kejenuhan apa saja yang menjadi rutinitas dan tanggung jawabnya. Entahlah apakah harus begitu dalam menghadapi hidupnya. Ataukah karena memang merupakan bagian dari dinamikanya sebagai manusia. Maka dari itu kejenuhan adalah bagian dari hidup manusia itu sendiri.

Namun sebenarnya kejenuhan itu sendiri mengandung arti sebuah usaha. Suatu usaha di mana manusia dituntut untuk tidak menyerah begitu saja dengan apa yang menjadi rutinitas dan tanggung jawabnya. Rutinitas akan keluarga yang itu-itu saja. Rutinitas akan masyarakat yang itu-itu saja. Rutinitas dan tanggung jawab dengan cara dan usaha yang begitu-begitu saja. Pokoknya segala hal yang menyangkut suatu kebiasaan yang begitu-begitu saja, semuanya !

Nah, di sinilah manusia dituntut untuk tidak membiarkan keluarga, masyarakat, pekerjaannya, dan usahanya hanya berada di sekitar itu-itu saja. Mereka seakan dituntut untuk mencoba memberi warna dan bentuk yang sama sekali baru dan menyenangkan. Mereka seakan dituntut untuk mencoba mencari cara atau alternatif lain yang mungkin bisa membongkar kejenuhan tersebut. Sesuatu kejenuhan yang telah memenjarakannya dalam lingkup yang selalu sama. Suatu kejenuhan yang ada akibat dari cara pandang yang hanya tertuju pada satu sisi saja atau mungkin hanya pada satu sudut saja, atau mungkin hanya melihat dan memandang pada satu bagian saja.

Suatu kejenuhan terjadi akibat hanya selalu melihat sesuatu keberuntungan, kebahagian, kenyamanan dan kesuksesesan hanya pada satu jalan saja. Suatu kejenuhan yang tidak mampu melihat betapa banyaknya jalan yang ada untuk mencapai berbagai tujuan. Kejenuhan yang telah menjebak kita pada jalan yang terlalu sempit dan gelap. Sehingga kita merasakan kepenatan dan kebosanan dalam menjalaninya. Kepenatan dan kebosanan yang telah kita buat sendiri akibat sikap menyerah kita. Kepenatan yang kita buat akibat rasa frustasi kita. Kebosanan yang kita buat hanya karena kita melihat satu jalan saja dalam mencapai cita dan harapan.

Ingat, suatu rutinitas atau tanggung jawab tentang pekerjaan atau yang lainnya, tak selamanya akan memberi keberhasilan, keberuntungan, perkembangan ataupun kemajuan. Suatu rutinitas atau tanggung jawab, pastilah mengandung kelemahan-kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu di sinilah manusia dituntut untuk bisa menyiasati, kreatif dan inofatif. Sehingga dengan begitu, kreatifitas dan prilaku yang inofatif mampu menutupu kelemahan dan kekurangan-kekurangan yang ada. Sikap-sikap yang kreatif dan inofatif inilah, yang mampu memecahkan kebekuan suatu rutinitas dan tanggung jawab yang terjadi. Dimana kemudian rutinitas dan tanggung jawab yang ada menjadi bergerak berubah warna dan tampilan. Berubah warna dan tampilan menjadi rutinitas dan tanggung jawab yang seakan-akan baru dan lebih menjanjikan.

0 komentar:

Posting Komentar

Andri reborn ©2010Contact 081334203055. Design by :Andri reborn Sponsored by: Plat-N South Nasirab